TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (3) : TUGAS PERSONAL

Written on 07.50 by Andriawan Syahrul Azhar


TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (3) : TUGAS PERSONAL

1.      Perhatikan format daftar pustaka pada penulisan ilmiah (scientific research). Jelaskan dan berikan contoh untuk masing-masing jenis aturan yang digunakan dalam penulisan ilmiah, contohnya Sistem Harvard, Sistem Harvard Modifie, Sistem Abjad, dan Sistem Nomor Urut.
Jawab:

Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam, bibliografi mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana atau seorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hal yang sangat penting.

a.      Sistem Harvard (Author Date System)
Yaitu menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, c, dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi yang dibubuhkan (). Alamat internet ditulis menggunakan huruf italic.
Untuk lebih lanjut dapat dilihat contoh dibawah ini:
·        Buller, H. and Hoggart, K. (1994a). ‘New drugs for acute respiratory distress syndrome’, New England Journal, vol. 337, no.6 pp. 435-439.
·        Buller, H. and Hoggart, K. (1994b). ‘The social integration of British home owners into French rural communities’. Journal of Rural Studies 10, 2, 197–210.
·        Dower, M. (1977). ‘Planning aspects of second homes’, in J. T. Coppock (ed.), Second Homes: Curse or Blessing?, Oxford, Pergamon Press, pp.210-37.
·        Grinspoon, L. & Bakalar, J.B. (1993). Marijuana: the forbidden medicine, Yale University Press.
·        Palmer, F. R. (1986). Mood and Modality, Cambridge, Cambridge University Press.

b.      Sistem Harvard Modifie

Sistem Harvad dan Harvard Modifie mempunyai sedikit perbedaan, apabila dalam metode H dibubuhkan () untuk setiap penulisan tahun, di dalam metode Harvard Modifie ini tanda () tidak dipakai melainkan tanda titik yang dibubuhkan setelah penulisan tahun. Untuk lebih lanjut dapat dilihat contoh dibawah ini:
·        Buller, H. and Hoggart, K. 1994. ‘New drugs for acute respiratory distress syndrome’, New England Journal, vol. 337, no.6 pp. 435-439.
·        Dower, M. 1977. ‘Planning aspects of second homes’, in J. T. Coppock (ed.), Second Homes: Curse or Blessing?, Oxford, Pergamon Press, pp.210-37.
·        Grinspoon, L. & Bakalar, J.B. 1993. Marijuana: the forbidden medicine, Yale University Press.
·        Palmer, F. R. 1986. Mood and Modality, Cambridge, Cambridge University Press.

c.      Sistem Abjad

Pada sistem  Abjad ini,
nomor urut mengawali tiap daftar pustaka yang disusun berdasarkan abjad Sistem Harvard (Author Date System) atau Sistem Harvard Modifie.  Contoh yang diberikan adalah Sistem Abjad dengan penulisan dari Sistem Harvard Modifie.
Untuk lebih lanjut dapat dilihat contoh dibawah ini:
·        1. Buller, H. and Hoggart, K. 1994. ‘New drugs for acute respiratory distress syndrome’, New England Journal, vol. 337, no.6 pp. 435-439.

·        2. Dower, M. 1977. ‘Planning aspects of second homes’, in J. T. Coppock (ed.), Second Homes: Curse or Blessing?, Oxford, Pergamon Press, pp.210-37.

·        3. Grinspoon, L. & Bakalar, J.B. 1993. Marijuana: the forbidden medicine, Yale University Press.

·        4. Palmer, F. R. 1986. Mood and Modality, Cambridge, Cambridge University Press.

d.      Sistem Nomor Urut

Berbeda dengan sistem Abjad, dalam sistem ini penulisan disusun berdasarkan nomor urut pengacuan buku dalam skripsi, bukan abjad nama penulis.
Untuk lebih lanjut dapat dilihat contoh dibawah ini:
·        Soemardi T.P., Budiarso, Sumarsono D.A., Fauzan M., Djatmiko H. & Huwae R. 1997. Light and low cost crossflow microhydro water turbine using composite materials. Makara *2B: 42–50. [Keterangan: (*) 2 = nomor seri; B = seri majalah.]

e.      Sistem Vancouver (Author Number Style)
Dan yang terakhir adalah sistem Vancouver (Author Number Style) menggunakan cara penomoran (pemberian angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi). Pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan, sehingga memudahkan pembaca untuk menemukannya dibandingkan dengan cara pengurutan secara alfabetis menggunakan nama penulis seperti dalam sistem Harvard (Author Date System). Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Untuk lebih lanjut dapat dilihat contoh dibawah ini:
·         (1) Prabowo GJ and Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome due to avian virus. N Ind J Med. 2005;337:435-9.

·        (2) Grinspoon L, Bakalar JB. Marijuana: the forbidden medicine. London: Yale University Press; 1993.

·        (3) Feinberg TE, Farah MJ, editors. Behavioural neurology and neuropsychology. 2nd ed. New York: McGraw-Hill; 1997.

·        (4) Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontics. J Endod 1994; 20: 355-6.

·        (5) Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. Emerg Infect Dis [serial online] 1995 Jan-Mar; 1(1):[24 screens]. Available from: URL: http://www/cdc/gov/ncidoc/EID/eid.htm. Accessed December 25, 1999.

·        (6) Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. 1986. Ludah dan kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1992. h. 1-42.

·        (7) Salim S. Pengaruh humiditas dan waktu penyimpanan serta cara curing terhadap sifat fisik, kimia dan mekanik akrilik basis gigi tiruan. Disertasi. Surabaya: Pascasarjana Universitas Airlangga; 1995. h. 8-21.


2. Kalian temukan dan deskripsikan ketentuan penulisan artikel ilmiah dalam publikasi jurnal ilmiah.

Jawab :
  1. Judul
  2. Abstrak (abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, maksimum 250 kata).
  3. Pendahuluan : pendahuluan memuat latar belakang penelitian secararingkas dan padat, dan tujuan.  Dukungan  teori  tidak  perlu  dimasukkan  pada  bagian  ini,  tetapi  penelitian  sejenis yang sudah dilakukan dapat dinyatakan.
  4. Metode Penelitian : Metode penelitian merupakan prosedur dan teknik penelitian. Antara satu penelitian dengan  penelitian  yang  lain,  prosedur  dan  tekniknya akan  berbeda. Kalau  tidak berbeda,  berarti  penelitian  itu  hanya  mengulang  penelitian  yang  sudah  ada sebelumnya.   Tapi  bukan  berarti  harus  berbeda  semuanya.  Untuk  penelitian  sosial misalnya, populasi penelitian mungkin saja sama, tapi teknik samplingnya berbeda, teknik  pengumpulan  datanya  berbeda,  analisis  datanya  berbeda,  dan  lain - lain. 
  5. Pembahasan : bagian  ini  memuat  data  (dalam  bentuk  ringkas),  analisis  data  dan  interpretasi
    terhadap hasil. Pembahasan dilakukan dengan mengkaitkan studi empiris atau teori untuk interpretasi. Jika dilihat dari proporsi tulisan, bagian ini harusnya mengambil proporsi  terbanyak,  bisa  mencapai  50%  atau  lebih.  Bagian  ini  bisa  dibagi  menjadi beberapa sub bab, tetapi tidak perlu mencantumkan penomorannya.
  6. Penutup : bagian ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulandan saran dapat dibuat dalam
    sub  bagian  yang  terpisah.   Kesimpulan  menjawab  tujuan,  bukan  mengulang  teori, berarti  menyatakan  hasil  penelitian  secara  ringkas  (tapi  bukan  ringkasan pembahasan).   Saran  merupakan  penelitian  lanjutan  yang  dirasa  masih  diperlukan untuk  penyempurnaan  hasil  penelitian  supaya  berdaya guna.   Penelitian  tentunya tidak selalu berdaya guna bagi masyarakat dalam satu kali penelitian, tapi merupakan
    rangkaian penelitian yang berkelanjutan.
  7. Daftar Pustaka : bagian  ini  hanya  memuat  referensi  yang  benar-benar  dirujuk;  dengan  demikian, referensi  yang  dimasukkan  pada  bagian  ini  akan  ditemukan  tertulis  pada  bagianbagian sebelumnya. Sistematika penulisannya adalah:
  • Menurut abjad
  • Tidak  perlu  dikelompokkan  berdasarkan  buku,  jurnal, koran,  ataupun berdasarkan tipe publikasi lainnya.  
  • Sistematika penulisan untuk buku: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun publikasi.  Judul buku. Penerbit, kota.
  • Sistematika penulisan untuk jurnal: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun publikasi. “Judul tulisan.”  nama jurnal. Volume, nomor. Penerbit, kota.  
  • Sistematika  penulisan  untuk  skripsi/tesis/disertasi:  nama  penulis  (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun lulus.  Judul skripsi/tesis/disertasi. Penerbit, kota.
  • Sistematika penulisan untuk artikel dari internet:  nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tanggal, bulan, dan tahun download.  Judul tulisan. Alamat situs.
  • Sistematika penulian untuk artikel dalam koran/majalah: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tanggal, bulan dan tahun publikasi. “Judul tulisan.”  Nama koran.  Penerbit, kota.


 3.      Jelaskan, jika sumber informasi berupa buku atau majalah, data apa saja yang harus dicantumkan sesuai dengan cara yang berlaku?
Jawab:

Dalam laporan penelitian, penulisan dalam majalah, tesis dan disertasi hanya dipakai Daftar Acuan,yaitu informasi yang diacu dari sumber lain, yang dimanfaatkan dalam penelitian dan dikutip (cited)baik esensinya maupun statement lengkapnya dalam teks penulisan tesis/disertasi atau laporanpenelitian. Penulis dari sumber informasi yang diacu ini harus tercatat dalam Daftar Acuan padahalaman terakhir dari penulisannya.
1.      Buku
Format :
Pengarang atau penulis [atau editor]. Tahun Terbit. Judul Buku (ditulis miring). Volume (jika ada). Ed ke-n (untuk edisi ke-2 dst.) Kota Terbit: Nama penerbit.
Contoh :
Nurhadi. 1991. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: CV Sinar Baru.

1.1   Buku dengan pengarang perorangan
Contoh:
Shriner, R.L., Hermann, C.K.F., Morrill, T.C, Curtin D.Y., and Fuson R.C. 2004. The Systematic Identification of Organic Compounds. 8th ed. New York (US): J Wiley.

1.2   Buku dengan editor
Contoh:
Coats, J.R. and Yamamoto, H, editor. 2003. Environmental Fate and Effects of Pesticides. Washington DC (US): Am. Chem. Soc.
Rifai, M.A dan Sakri A, editor. 1992. Bunga Rampai Metodologi Penelitian. Jakarta (ID): DP3M, Ditjen Dikti, Depdikbud.

1.3   Buku dengan lembaga sebagai pengarang
Contoh:
[CSE] Council of Science Editors, Style Manual Committee. 2006. Scientific Style and Format: The CSE Manual for Authors, Editors, and Publishers. 7th ed. Reston, VA (US): CSE.

1.4   Buku terjemahan
Format :
Pengarang atau penulis asli [atau editor]. Tahun terbit buku terjemahan. Judul Buku Terjemahan (dicetak miring). Ed ke-n (untuk edisi ke-2 dst.). Diterjemahkan oleh: Nama penerjemah, Kota terbit terjemahan: Nama penerbit terjemahan. Terjemahan dari: Judul Buku Asli.
Contoh :
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru- van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.
Crusing, B.E. 1991. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan. Edisi ke 3. Diterjemahkan oleh: Kosasi. Jakarta: R.Erlangga.

1.5   Bab atau bagian dari buku dengan pengarang berbeda-beda dan disertai editor
Format :
Pengarang artikel. Tahun. Judul artikel (dicetak miring). Di dalam: Nama editor, kata “editor”. Judul Buku (dicetak miring). Ed ke-n untuk edisi ke-2 dst.). Kota Terbit: Nama penerbit. nomor halaman artikel.
Contoh :
Mondal, K.K. and Verma J.P. 2002. Biological control of cotton diseases. Di dalam: Gnanamanickam SS, editor. Biological Control of Crop Diseases. New York (US): Marcel Dekker. hlm 87-109.
Hedley, C. 1971. Reading and Language Difficultiesm. Wilson, J.A.R. Diagnosis of Learning Difficultiesm. Pp135-156. New York: MGraw-Hill.

2.      Surat kabar
Format :
Pengarang. Tahun bulan tanggal terbit. Judul. Nama surat kabar. Informasi seksi (jika ada):nomor halaman awal dari artikel tsb (nomor kolom).
Contoh :
Maryoto, A. 2005 Maret 19. Kebijakan pertanian di tengah arus perdagangan dunia. Kompas. Rubrik Opini:43 (kolom 1-9)

SUMBER :

TUGAS BAHASA INDONESIA 2 (2) : TUGAS KELOMPOK

Written on 21.51 by Andriawan Syahrul Azhar




 
Nama kelmpok : Andriawan Syahrul Azhar (28211296)
                            Hidayat (23211374)
                            Rezza Harri Pradana (26211078)

1. Mengapa fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi utama?

Disebut sebagai fungsi dasar karena, sebagai alat komunikasi bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan orang lain. Secara umum sudah jelas bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai wahana komunikasi bagi manusia, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Fungsi ini adalah fungsi dasar bahasa yang belum dikaitkan dengan status dan nilai-nilai sosial.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita.
Dan juga pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
Sebagai sarana komunikasi, bahasa mempunyai fungsi utama. Dimana dapat dijelaskan bahwa komunikasi bahasa ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Contoh bahasa sebagai alat komunikasi berupa: Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badani, alat bunyi-bunyian, lukisan, gambar, dsb). Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering mengenal ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”,”Time untuk “waktu”. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.



2. Apa fungsi alami bahasa dan fungsi buatan?
Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
·         Bahasa alami adalah bahasa sehri-hari yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas dasar pengaruh akan alam sekelilingnya.
Bahasa alami dibagi menjadi dua yaitu:
·         Bahasa isyarat
Bahasa isyarat dapat belaku :
-          Berlaku umum
Menggelengkan kepala tanda tidak setuju, mengangguk tanda setuju.
-          Berlaku khusus
Untuk kelompok tertentu dengan isyarat tertentu pula.
·         Bahasa biasa
Yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Symbol sebagai pengandung arti dalam bahasa biasa disebut kata, sedang arti yang dikandungnya disebut makna.
Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu.



·         Bahasa buatan dibedakan atas 2 macam :
·         Bahasa istilah
Rumusannya diambilkan dari bahasa biasa yang diberi arti tertentu, missal : demokrasi ( demos dan kratein ), medan, daya, masa.
·         Bahasa artificial
Adalah murni bahasa buatan atau sering disebut dengan bahasa simbolik ( bahasa berupa symbol-simbol sebagaimana yang digunakan dalam logika maupun matematika )

3.Apa yang disebut dengan metakomunikasi ?
Awalan atau Prefiks bisa memiliki berbagai makna, namun dalam bidang ilmu komunikasi, filsafat dan psikologi makna yang tepat dari awalan atau prefiks ini dimaknai sebagai “tentang”. Demikian juga halnya dengan istilah metakomunikasi.
Diawali dengan kata “Meta” yang berasal dari bahasa Yunani, yang berarti luar atau samping, maka jika digabungkan dengan kata “Komunikasi” akan berarti “ada sesuatu selain atau disamping komunikasi” atau jika lebih disederhanakan penerapannya akan menjadi komunikasi tentang komunikasi; meta-bahasa adalah bahasa tentang bahasa; meta-pesan adalah pesan tentang pesan.
Memahami Definisi Dan Konsep Metakomunikasi
Metakomunikasi harus kita sadari keberadaanya, hal ini penting mengingat pengaruh meta-komunikasi yang kuat akan selalu menyertai setiap pesan.
“Metakomunikasi” :
-    Merupakan uraian yang menggambarkan hubungan antara komunikator dan komunikan saat melakukan komunikasi. Metakomunikasi dapat berupa pesan verbal dan non verbal. Contohnya dengan tetap tersenyum walaupun sedang marah
-    Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.
Konsep metakomunikasi dapat diilustrasikan sebagai berikut, Anda dapat berkomunikasi tentang semua hal yang ada di dunia - tentang meja dan kursi dimana Anda sedang duduk didepan komputer yang sedang Anda gunakan, atau tentang bagian yang sedang Anda baca sekarang, dan bahasa yang Anda gunakan sekarang adalah bahasa pemrograman. Kita sebut saja semua ini sebagai objek komunikasi, karena Anda berbicara mengenai berbagai objek. Tapi perlu diperhatikan juga bahwa Anda tidak terbatas untuk berbicara tentang objek, Anda juga bisa berbicara tentang berbicara Anda, Anda bisa berkomunikasi tentang komunikasi Anda, sehingga semua aktivitas ini dapat disebut sebagai metakomunikasi. Dengan cara yang sama, Anda pun bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lainnya (meta-bahasa) untuk berbicara tentang bahasa dengan menggunakan bahasa pemrograman.
Perbedaan antara objek komunikasi dan meta-komunikasi bukan hanya secara keilmuan, hal itu sangatlah terlalu sederhana, oleh karena perlu diketahui bahwa perbedaan diantara kedua bentuk komunikasi tersebut sangat penting dipahami guna menghindari berbagai kerancuan dan konflik dari berbagai interaksi komunikasi interpersonal.
Sebenarnya, Kita menggunakan perbedaan ini setiap hari, namun tidak menyadarinya. Misalnya, ketika Kita mengirim komentar di sebuah forum jejaring sosial kepada seseorang dengan komentar bernada sinis namun kemudian meletakkan smiley di akhir komentar. Dengan mengkomunikasikan smiley, bagi komunikan dapat dimaknai sebagai “pesan yang tidak dipahami secara harfiah, melainkan dapat dipahami bahwa dalam pesan tersebut komunikator sedang mencoba menyampaikan humor.“ Dengan demikian kedudukan smiley adalah sebagai metapesan, merupakan pesan tentang pesan.



              http://3rest.wordpress.com/2013/05/23/tugas-bahasa-indonesia-2-ke-3/